Pengikut

Selasa, 10 Oktober 2017

European Union Economic Crisis



Secara umum terdapat sejumlah pandangan yang telah berusaha menangkap signifikansi fenomena yang terjadi di Eropa.Pandangan pertama bertumpu pada pendekatan yang melihat bahwa krisis finansial yang belum terselesaikan hingga saat ini disebabkan oleh keterlambatan penanganannya. Lynn (2011) dalam buku “BUST Greece, the Euro, and the Sovereign Debt Crisis” menuliskan bahwa belum terselesaikannya krisis di zona Eropa dikarenakan terlambatnya para petinggi–petinggi di zona Eropa dalam menyadari kondisi keuangan Yunani yang sudah tidak mampu membayar jatuh tempo utangnya. Hal lain adalah keengganan negara-negara dengan perekonomian kuat seperti Jerman untuk menolong Yunani pada awal krisis utang ini terjadi. Ketika krisis meletus pada tahun 2008, kondisi Yunani sudah demikian parah sehingga menyebabkan kepanikan terhadap pasar. 
       
       Kelalaian ini menandakan dua hal. Pertama, bahwa peraturan berlandaskan perjanjian Stability and Growth pada 2003 telah gagal mengawasi prilaku negara–negara anggota Uni Eropa dan gagal dalam menerapkan sanksi. Minimnya pengawasan pada akhirnya menghasilkan tingginya utang Yunani dan Italia pada awal krisis ini terjadi. Kedua, tidak adanya solidaritas negara-negara anggota Uni Eropa diawal krisis ini terjadi. Sehingga Uni Eropa dianggap tidak mempunyai legitimasi yang mumpuni untuk mengawasi negara-negara anggotanya. Hal ini diperparah dengan pada waktu krisis terjadi tidak adanya mekanisme dalam penanganan krisis ekonomi yang terjadi untuk menyelamatkan negara-negara di zona Eropa, sehingga krisis ini menyerang Eropa secara tiba-tiba tanpa ada petunjuk bagaimana mengatasinya. 
            Pandangan kedua tentang penyebab terus memburuknya perekonomian negara-negara Eropa diberikan oleh Krugmann (2011) yakni hilangnya kemampuan negara untuk menentukan kebijakan ekonomi yang tepat dalam masa krisis sehingga negara-negara seperti Yunani terjerembap dalam krisis ekonomi. Negara-negara yang bergabung dalam zona Eropa kehilangan kendali untuk menghadapi keadaan di luar perkiraan mereka. Semestinya sebuah negara mampu melakukan pencegahan sebelum krisis ekonomi muncul. Hal inilah yang kurang dari sebuah integrasi di zona Eropa (Krugmann2011). Seperti yang dikatakan Krugmann (2012) dalam wawancaranya dengan Europepress “I think that the euro was a romantic idea, and a fine symbol of political unity. But when you give up your national currency, you lose a lot offlexibility, and it is not easy to compensate for the loss of room for manoeuvre”. Dengan indikator–indikator ekonomi Krugmann (2012) menunjukan bahwa kekurangan dari integrasi Eropa adalah tidak adanya integrasi fiskal dan hilangnya keluwesan negara dalam kebijakan ekonomi, dikarenakan adanya sistem mata uang tunggal.

0 komentar:

Posting Komentar