Pengikut

Jumat, 13 Oktober 2017

Analisa Penyebab Kegagalan Kofi Annan’s Peace Plan di Suriah Tahun 2012




Kofi Annan’s Peace Plan atau enam poin rencana perdamaian Kofi Annan untuk Suriah diluncurkan pada bulan Maret 2012 oleh Liga Arab dan PBB, ketika kekerasan konflik Suriah atau perang sipil telah berlangsung selama satu tahun dan belum terselesaikan. Pada tanggal 23 Februari 2012, liga Arab dan PBB mengadakan konferensi yang berada di Tunisia, koferensi tersebut dihadiri oleh 70 negara tanpa diikuti Rusia dan China, dan hasil dari konverensi tersebut menunjuk Kofi Annan sebagai utusan mereka untuk menyelesaikan konflik yang ada di Suriah.
Pada 16 Maret 2012 Kofi Annan mengajukan 6 poin rencana perdamaian kepada dewan keamanan PBB, dan pada tanggal 24 Maret 2012 Kofi Annan pergi ke Moskow untuk untuk mengamankan dukungan Rusia atas rencananya. Rencana perdamaian, kabarnya diterima oleh Presiden Suriah Bashar al-Assad pada tanggal 27 Maret 2012, menyerukan kepada pemerintah Suriah untuk:
1.    Berkomitmen untuk bekerjasama dengan utusan politisi Suriah agar menampung aspirasi masyarakat Suriah, sekaligus memberi kesempatan berbicara untuk utusan masyarakat Suriah.
2.    Berkomitmen untuk berhenti melakukan pertempuran dan mendesak PBB agar menghentikan kekerasan bersenjata dan melindungi warga sipil.
3.    Memastikan bantuan kemanusiaan agar datang tepat waktu kepada daerah yang terkena dampak pertempuran.
4.    Mengintensifkan skala untuk menahan orang-orang termasuk politisi dan orang-orang yang terlibat dalam politik secara damai.
5.    Menjamin kebebasan untuk jurnalis dan tidak ada deskriminasi dalam kebijakan visa.
6.    Menghormati kebebasan dasar dan menunjkkan kedamain serta menjamin hukum.
kekerasan menurun saat gencatan senjata dimulai. Namun, Suriah belum sepenuhnya melaksanakan kewajiban awal terkait aksi dan pengerahan pasukan dan persenjataan beratnya,atau untuk menarik mereka kembali ke barak., insiden kekerasan dan laporan korban meningkat lagi dalam beberapa hari kemudian, dengan laporan terjadinya penembakan di wilayah sipil dan juga terjadi pelanggaran oleh pasukan pemerintah maupun pasukan oposisi disana.
Sekjen PBB mengatakan, hanya aksi parsial yang dilakukan di beberapa bagian rencana damai Kofi Annan.“Meskipun sulit untuk dinilai, masih belum jelas sinyal yang diharapkan dari pemerintah Suriah,”. Ban menegaskan, sangat kritis bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk melaksanakan sepenuhnya janji untuk menarik pasukan dan persenjataan berat dari pusat-pusat populasi, dan mulai menarik sejumlah konsentrasi militer di dalam dan sekitar pusat-pusat populasi.

0 komentar:

Posting Komentar